Pertamina Lepas Bisnis Hotel hingga Rumah Sakit, Begini Progresnya

Sinar Narasi — PT Pertamina (Persero) tengah mereformasi portofolio usahanya dengan melepas sejumlah lini bisnis non-inti, termasuk hotel dan rumah sakit. Langkah ini di lakukan sebagai bagian dari strategi restrukturisasi melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono, menjelaskan bahwa proses konsolidasi mencakup empat sektor utama: rumah sakit, perhotelan, aviasi, dan asuransi.

1. Rumah Sakit
Salah satu bisnis yang di lepas adalah sektor rumah sakit melalui anak usaha PT Pertamina Bina Medika atau Indonesia Healthcare Corporation (IHC). Pertamina tengah menyiapkan rangkaian transaksi pengalihan saham IHC ke Danantara sepanjang 2025, menurut Agung. Hal ini sejalan maka dengan niatan Pertamina untuk fokus kembali ke bisnis inti migas, sambil menyerahkan unit layanan kesehatan ke pengelola khusus.

Sebelumnya, IHC telah menjalani ekspansi dan kolaborasi strategis. Pada Agustus 2024, IHC menutup transaksi maka dengan mitra strategis Indonesia Investment Authority (INA) dan Swire Pacific, memperkuat posisi ekosistem rumah sakit BUMN. Di sektor perhotelan, Pertamina melalui anak usahanya PT Patra Jasa memiliki sembilan hotel yang di rencanakan di lepas. Patra Jasa akan bergabung maka dengan PT Hotel Indonesia Natour (HIN). Bagian dari holding BUMN Pariwisata dan Pendukung (InJourney), setelah kajian konsolidasi selesai.

3. Alasan Strategis
Pertamina menyebut restrukturisasi ini sebagai bagian dari penguatan efisiensi dan fokus. Agung menuturkan, maka dengan mengurangi beban bisnis non-inti dan mengurangi duplikasi anak perusahaan, Pertamina bisa lebih gesit dan kompetitif. Selain itu. Integrasi bisnis hilir migas (kilang, logistik, dan niaga) di targetkan rampung dan di operasikan penuh pada 2026.

4. Proyeksi dan Tantangan
Langkah konsolidasi ini di yakini akan meningkatkan efisiensi operasional sekaligus memperjelas peran Pertamina sebagai perusahaan energi. Di sisi lain, proses transaksi khususnya pengalihan saham IHC masih dalam tahap negosiasi dan kajian.

Bagi sektor perhotelan, tantangan utama adalah memastikan integrasi Patra Jasa ke HIN berjalan mulus agar sinergi bisa tercapai. Sedangkan dari sisi investor IHC, kolaborasi maka  dengan INA dan Swire menunjukkan potensi pertumbuhan dalam layanan kesehatan nasional.

Dengan melepas unit non-inti seperti rumah sakit dan hotel. Pertamina melakukan perubahan strategis signifikan untuk kembali ke core business-nya di migas dan energi. Proyeksi jangka menengah menunjukkan potensi efisiensi dan penguatan bisnis inti, meski proses konsolidasi masih membutuhkan waktu dan pengawasan dari para pemangku kepentingan.