Sinar Narasi — Sejak masa kepresidenan pertama, gagasan untuk memiliki mobil nasional selalu menjadi simbol kemandirian industri otomotif Indonesia. Berbagai presiden telah menyatakan ambisi untuk menciptakan kendaraan yang lahir dari karya anak bangsa. Tujuan utamanya bukan sekadar memiliki produk otomotif, tetapi juga mendorong pertumbuhan industri, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Ambisi ini kembali mencuat melalui pernyataan Prabowo Subianto yang menegaskan pentingnya mobil nasional sebagai bagian dari kemandirian ekonomi dan inovasi teknologi. Bagi Prabowo, memiliki mobil buatan Indonesia bukan hanya soal gengsi politik, tetapi juga strategi ekonomi jangka panjang yang melibatkan pengembangan industri manufaktur, sumber daya manusia, dan teknologi lokal. Pernyataan ini menimbulkan harapan baru bahwa mimpi lama presiden-presiden sebelumnya bisa terus dilanjutkan dengan visi yang lebih terstruktur dan realistis.
Sejarah mobil nasional di Indonesia dimulai pada era Orde Baru dengan proyek Mobil Nasional Timor, yang diluncurkan pada akhir 1990-an. Mobil ini menjadi simbol kebanggaan nasional sekaligus ujian bagi kemampuan industri otomotif dalam negeri. Meskipun proyek ini menghadapi berbagai kendala, termasuk masalah produksi dan kualitas, langkah tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendorong inovasi lokal.
Di era berikutnya, beberapa upaya untuk menghadirkan mobil nasional muncul kembali melalui proyek-proyek yang dikembangkan oleh BUMN dan perusahaan swasta. Fokusnya adalah menciptakan kendaraan yang sesuai dengan kondisi Indonesia, hemat energi, dan ramah lingkungan. Namun, tantangan besar tetap ada, seperti kebutuhan teknologi mutakhir, biaya produksi yang tinggi, serta persaingan ketat dengan merek internasional yang sudah mapan.
Ambisi Prabowo sejalan dengan visi presiden-presiden sebelumnya yang selalu menekankan pentingnya kemandirian teknologi. Mobil nasional dianggap sebagai simbol kemajuan industri strategis yang mampu memperkuat ekonomi. Selain itu, mobil buatan Indonesia juga diharapkan dapat menembus pasar ekspor, meningkatkan citra Indonesia di mata dunia, dan menginspirasi inovasi di sektor lain.
Namun, untuk mewujudkan mimpi ini, diperlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan institusi riset. Investasi dalam riset dan pengembangan, pendidikan vokasi, serta insentif untuk produsen lokal menjadi kunci keberhasilan. Selain itu, regulasi yang mendukung dan strategi pemasaran yang tepat juga sangat penting agar mobil nasional bisa diterima pasar domestik maupun internasional.
Kesimpulannya, ambisi Prabowo dan mimpi lama presiden Indonesia tentang mobil nasional bukan sekadar gagasan politis. Ide ini mencerminkan upaya panjang untuk mencapai kemandirian industri, menciptakan lapangan kerja, dan menumbuhkan kebanggaan nasional. Dengan perencanaan yang matang, kolaborasi lintas sektor, dan dukungan masyarakat, mobil nasional dapat menjadi simbol prestasi Indonesia sekaligus tonggak inovasi yang menginspirasi generasi muda.