Giwo Rubianto, Hari Ibu Bukan Sekadar Perayaan

Sinarnarasi.com — Hari Ibu adalah momen yang dirayakan di seluruh dunia untuk menghormati peran ibu dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Namun, bagi Giwo Rubianto, seorang tokoh yang dikenal sebagai pembela hak-hak perempuan dan keluarga, Hari Ibu harus lebih dari sekadar sebuah perayaan. Ia percaya bahwa hari tersebut harus menjadi waktu untuk refleksi mendalam tentang peran ibu, tantangan yang mereka hadapi, dan cara kita sebagai masyarakat dapat mendukung mereka lebih baik.

Dalam pandangan Giwo, Hari Ibu bukan hanya sekadar memberi bunga atau hadiah, tetapi lebih pada penghargaan yang lebih dalam terhadap segala pengorbanan, kerja keras, dan dedikasi yang dilakukan oleh seorang ibu sepanjang hidupnya. Ibu adalah figur yang membentuk karakter dan kehidupan keluarga, dan peran mereka seharusnya lebih dihargai, bukan hanya pada hari tertentu, tetapi setiap hari.

Peran Ibu yang Tak Terlihat

Bagi Giwo Rubianto, salah satu hal yang sering terlupakan dalam perayaan Hari Ibu adalah kenyataan bahwa banyak ibu yang berjuang dalam diam. Mereka bekerja keras baik di rumah maupun di luar rumah, namun sering kali peran mereka tidak terlihat atau bahkan diabaikan. Sebagian besar ibu di Indonesia, misalnya, masih menjalankan tugas rumah tangga, mengasuh anak, dan juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini sering kali menambah beban mental dan fisik bagi ibu, yang tidak selalu mendapat apresiasi yang layak.

Giwo menyatakan bahwa peran ibu tidak hanya terbatas pada merawat anak, tetapi juga mendidik, mengajarkan nilai-nilai kehidupan, dan menjadi fondasi utama dalam membangun keluarga yang sehat dan harmonis.

“Hari Ibu harus menjadi pengingat bagi kita semua bahwa ibu adalah pahlawan sehari-hari yang sering kali tidak mendapat perhatian yang cukup. Ibu adalah penggerak utama dalam pendidikan dan kesejahteraan keluarga, dan sudah saatnya kita memberikan penghargaan lebih terhadap mereka,” ujar Giwo dalam sebuah wawancara.

Refleksi Sosial dan Tantangan Ibu di Era Modern

Selain sebagai waktu untuk menghormati ibu, Giwo mengajak masyarakat untuk menggunakan Hari Ibu sebagai momen refleksi sosial mengenai tantangan yang dihadapi oleh ibu di zaman modern. Meskipun ada kemajuan dalam hal kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, ibu tetap menghadapi banyak tantangan, terutama dalam mengelola keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga.

Di era modern ini, semakin banyak ibu yang berkarir dan berusaha menjalani peran ganda sebagai ibu dan pekerja. Mereka menghadapi tekanan yang luar biasa untuk menjadi sempurna di kedua dunia tersebut, baik sebagai ibu yang penuh kasih sayang maupun sebagai pekerja yang sukses. Giwo menyadari bahwa untuk bisa menghadapi tantangan ini, dukungan dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah sangat penting. Oleh karena itu, ia menyarankan agar Hari Ibu tidak hanya dirayakan dengan memberi hadiah, tetapi juga dengan menciptakan kebijakan yang mendukung kesejahteraan ibu, seperti cuti melahirkan yang lebih panjang, fasilitas penitipan anak yang lebih baik, dan jaminan kesehatan yang lebih merata.

Pentingnya Membangun Lingkungan yang Mendukung Ibu

Dalam pandangannya, perayaan Hari Ibu juga harus diiringi dengan upaya membangun lingkungan yang lebih mendukung bagi ibu-ibu di seluruh dunia. Giwo Rubianto menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan kondisi yang lebih baik bagi para ibu. Salah satu contohnya adalah dengan memberikan akses yang lebih mudah terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan fasilitas umum yang dapat membantu meringankan beban ibu.

Ia juga menyarankan agar perusahaan-perusahaan dan organisasi memberikan ruang yang lebih besar bagi ibu untuk berkembang dalam karir mereka, tanpa harus mengorbankan waktu bersama keluarga. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan menerapkan kebijakan fleksibilitas kerja dan pengaturan waktu yang lebih ramah keluarga.

“Tidak hanya pada Hari Ibu, tetapi setiap hari kita harus berusaha untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, yang menghargai peran ibu dalam segala aspek kehidupan. Dukungan kepada ibu sangat penting untuk memastikan mereka tidak merasa terabaikan dan bisa menjalani peran mereka dengan lebih baik,” ujar Giwo.

Pendidikan dan Kesadaran Sejak Dini

Selain kebijakan dan perubahan struktural, Giwo juga mengingatkan pentingnya pendidikan dan kesadaran sejak dini untuk menghargai peran ibu. Ia berharap agar nilai-nilai penghargaan terhadap ibu dan perempuan diajarkan sejak kecil. Pendidikan tentang kesetaraan gender dan peran ibu dalam keluarga dapat membentuk generasi yang lebih menghargai dan memahami perjuangan yang dihadapi oleh ibu.

Menurutnya, Hari Ibu juga bisa menjadi waktu yang tepat untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menghargai ibu mereka dan menghormati peran perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menanamkan nilai-nilai ini sejak dini, kita bisa menciptakan budaya yang lebih menghormati ibu, bukan hanya pada hari tertentu, tetapi sepanjang tahun.

Giwo Rubianto menegaskan bahwa Hari Ibu harus lebih dari sekadar perayaan. Hari tersebut harus menjadi waktu untuk merenung dan mengevaluasi bagaimana kita sebagai individu dan masyarakat dapat memberikan penghargaan yang lebih baik kepada ibu, serta mendukung mereka dalam menjalani peran penting mereka. Ibu bukan hanya figur yang harus dihormati pada satu hari dalam setahun, tetapi mereka adalah pahlawan yang patut dihargai sepanjang tahun.

Melalui refleksi sosial, perubahan kebijakan, dan pendidikan sejak dini, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan mendukung peran ibu dalam kehidupan keluarga dan negara. Hari Ibu, bagi Giwo Rubianto, adalah pengingat bagi kita semua untuk tidak hanya merayakan, tetapi juga berbuat lebih banyak untuk ibu-ibu di seluruh dunia.